Pages

Senin, 03 Desember 2012

Linkin Park: Second Coming



image
 Linkin Park, raksasa nu metal/rap rock dunia itu kini siap menyambangi Indonesia untuk yang kedua kalinya. Mungkin kita masih ingat bagaimana band beranggotakan vokalis Chester Bennington, gitaris/vokal rap Mike Shinoda,keyboardist/turntable Joseph Hahn, pemain bas Phoenix, gitaris Brad Delson, dan drummer Rob Bourdon yang didirikan di Agoura Hills, California tahun 1996 ini muncul ke dunia musik dengan formula rap rock kental bersenjatakan album pertama mereka. Hybrid Theory (2000) meledak di pasar musik dunia (terjual sebanyak 15 juta keping di seluruh dunia) dan berhasil menjadi salah satu eksponen terpenting dari genre yang besar di akhir ‘90-an hingga awal 2000-an. Bersama dengan Limp Bizkit, Korn, System of a Down, Linkin Park menjadi salah satu band paling laku di pasar dunia akibat formulanya yang paling easy listening dan ‘bersahabat’ diban-ding teman-teman nu-metal seperjuangannya, dan juga mampu melekat erat di telinga para penggemar musik yang belum tentu harus menggemari musik metal. 

Khusus untuk Indonesia, ada beberapa fakta yang mendukung betapa besarnya pengaruh Linkin Park pada bumi Indonesia. Beberapa di antaranya adalah album 
Hybrid Theory yang dirilis berhasil terjual sebanyak lebih dari 600 ribu keping di Indonesia. “Album Meteora terjual sekitar 500 ribuan keping. Album-album Linkin Park setelahnya sekitar 100 sampai 200 ribuan keping,” beber Hendra Tanusaputra, International Marketing Department dari Warner Music Indonesia. 

Ini bukan angka yang main-main untuk sebuah band rock internasional di Indonesia. Bahkan konser Linkin Park (era album 
Meteora) di Indonesia tahun 2004 mampu menyedot hingga 20 ribu penonton lebih. Hal tersebut pula yang tampaknya membuat Event Organizer Big Daddy berencana mendatangkan Linkin Park pada 21 September 2011 nanti. 

Beberapa fakta lainnya juga adalah adanya 
fanclub serius bernama Linkin Park Fans Indonesia atau LPFI, gagasan anak Bandung yang kini beranggotakan lebih dari 5000 orang di Facebook, serta membuat situs khusus yang meng-update kegiatan Linkin Park dari waktu ke waktu. Bahkan di Indonesia ada band rock berbasis massa besar seperti Saint Loco, yang mengakui cukup banyak terpengaruh secara musik oleh Linkin Park. 
Dengan materi yang ‘berani’ menggabungkan antara rock, hip-hop serta musik elektronik seperti 
drum & bass, Linkin Park juga menjadi salah satu aksi musik yang paling berprogres. Lima tahun ke belakang, Linkin Park tampak nyaman bekerjasama dengan produser bertangan dingin Rick Rubin pada album-album mereka, termasuk pada A Thousand Suns (2010) di mana band ini cukup drastis menggeserkan musik mereka menjadi lebih tenang dan dengan pengaruh elektronik yang kuat. Unsur nu-metal ditinggalkan, hingar bingar disusutkan, dan bebunyian tenang menjadi fondasi kini.

0 komentar:

Posting Komentar